Senin, 28 Juni 2010

MASALAH-MASALAH BELAJAR

MASALAH-MASALAH BELAJAR

A. Masalah-Masalah Intern Belajar

Dalam interaksi belajar-mengajar ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Aktivitas mencari bahan belajar tersebut memakan waktu. Lama waktu mempelajari tergantung pada jenis dan sifat bahan lam waktu mempelajari juga itu tergantung siswa. Aktifitas belajar juga di alami siswa sebagai suatu proses belajar sesuatu.

Pada kegiatan belajar mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu siswa dan guru. Guru adalah pendidik yang mengajarkan siswa. Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa mengahadapi masalah-masalah secara intern. Faktor intern yang di alami dan di hayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut :

1. Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memeberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilain. Adanya penilaian tenatanga sesuatu. Mengakibatkan terjadinya sikap menerima. Menolak dan mengabaikan. Siswa memperoleh kesempatan belajar meskipun demikian, siswa dapat menerima, menolak atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu hasil belajar semakin rendah

3. Kosentrasi Belajar

Kosentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran, pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya

4. Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Kemampuan menerima isi dan cara pemerolehan tersebut dapat dikemabangkan dengan belajar berbagai mata pelajaran

5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan kemamapuan menyimpan dalam waktu lama berarti hasil belajar tetap dimiliki siswa pemilikan itu dalam waktu bertahun-tahun bahkan sepanjang hayat

6. Menggali Hasil Belajar Yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima proses menggali peran lama tesebut dapat berwujud

a. Transfer belajar

b. Unjuk prestasi belajar

Jika siswa tidak memperhatikan pada saat penerimaan maka siswa tidak memiliki apa-apa dengan kata lain, penggalian hasil yang tersimpan ada hubungannya dengan baik atau buruknya penerimaan pengolahan dan penyimpanan pesan

7. Kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar.

Kemampuan prestasi atau unjuk hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa juga membuktikan keberhasilan hasil belajar, kemampuan hasil prestasi tersebut terpengaruhi oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan, pra-pengolahan , pengolahan, penyimpanan serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman

8. Rasa Percaya Diri Siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil, kadang kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri sanagat kuat maka diduga siswa akan menjadi takut belajar. Rasa takut belajar tersebut terjalin secara komplementer dengan rasa takut gagal lagi

9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Intelegensi merupakan suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisienintelegensi di anggap sebagai suatu norma umur dalam keberhasilan belajar

10. Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota kecil, dan di pelosok tanah air. Untuk sebagian kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri, hal ini dapat di perbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri

11. Cita-Cita Siswa

12. Dalam Rangka Tugas Perkembangan,

Pada umumnya setiap anak memiliki suatu cita-cita dalam hidup, cita-cita merupakan motivasi instrinsik. Cita-cita harus di mulai sejak sekolah dasar.

B. Faktor-faktor ekstern belajar

1. Guru Sebagai Pembina Siswa Belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik, ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan ke ahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya.

Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang tumbuh menjadi penyandang profesi guru bidang studi tertentu. Sebagai seorang pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah pengembangn diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia di satu pihak guru mempelajari prilaku budaya wilayah tempat tinggal bertugas dilain pihak, pada tempatnya warga masyarakat setempat perlu memahami dan menerima guru sebagai pribadi yang sedang tumbuh, guru adalah seseorang yang belum sempurna, guru juga menumbuhkan diri secara profesinal, ia bekerja dalam bertugas mempelajari profesi guru sepanjang hayat, mengatasi masalah-masalah kebutuhan secara pribadi dan pertumbuhan profesi sebagai guru merupakan pekerjaan sepanjang hayat. Kemampuan mengatasi kedua masalah tersebut merupakan keberhasilan guru membelajarkan sang siswa

2. Sarana Pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik

Prasarana dan sarana proses belajar adalah barang mahal barang-barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan masyarakat maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah siswa belajar. Dengan tersedianya prasarana dan saran belajar berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya.

3. Kebijakan Penilaian

Proses belajar mencapai puncaknya. Pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa sebagai suatu hasil. Maka dengan untuk kerja tersebut, proses belajar berhenti untuk sementara, dan terjadilah penilaian dengan penilaian yang dimaksud adalah penentuan sampai sesuatu yang di pandang berharga, bermutu, atau bernilai. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar

Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajaratau proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru. Dari sisi siwa, hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar “tingkat perkembangan mental” tersebut terkait dengan bahan pelajaran dengan demikian hasil belajar dapat merupakan puncak “tingkat perkembangan mental” secara utuh

4. Lingkungan Sosial Siswa di Sekolah

Siswa-siswa di sekolah membentuk suatu lingkungan pergaulan, yang dikenal sebagai lingkungan social siswa. Dalam lingkungan social tersebut di tentukan adanya kedudukan dan peranan tertentu, tiap siswa dalam lingkungan social memiliki kedudukan, peranan, dan tanggung jawab social tertentu, dalam kehidupan tersebut terjadi pergaulan, seperti hubungan social tertentu.

Tiap siswa berada dalam lingkungan social siswa di sekolah ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama

5. Kurikulum Sekolah

Program pembelajaran disekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kulikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disatukan oleh suatu yayasan pendidikan.

Kurrikulum di susun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat.

Masalah itu adalah :

1. Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah

2. Isi pendidikan berubah

3. Kegiatan belajar mengajar berubah

4. Evaluasi berubah

Perubahan kurikulum sekolah tidak hanya menimbulkan masalah bagi guru dan siswa tetapi juga petugas pendidikan dan orang tua.

C. Cara menentukan masalah-masalah belajar

Belajar di sekolah terkait dengan beberapa hal. Dalam bertindak belajar, siswa berhubungan dengan guru, bahan belajar, pemerolehan pengetahuan, dan pengalaman dan tata kerja evaluasi belajar.

Siswa yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program pembelajaran guru. Dengan demikain sebagai pendidik generasi muda bangsa guru berkewajiban mencari dan menemukan masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh siswa

1. Pengalaman Perilaku Belajar

Sekolah merupakan pusat pembelajaran. Guru bertindak menjelaskan dan siswa bertindak belajar. Sebagai lazimnya tindakan seseorang maka tindakan tersebut dapat diamati sebagai perilaku belajar. Dengan kata lain “Perilaku” belajar merupakan “gejala belajar” menurut pengammat. Guru selaku pembelajar bertindak membelajarkan dengan mengajar. Bila masalah siswa ditemukan maka sebagai pendidik guru berusaha membantu memecahkan masalah belajar.

Peran pengamatan prilaku belajar dilakukan sebagai berikut:

1. Menyususn rencana pengamatan, seperti tindak belajar berkelompok atau belajar sendiri, atau yang lain

2. Memilih siapa yang akan di amati meliputi beberapa orang siswa

3. Menentukan beberapa lama berlangsungnya pengamatan.

4. Menentukan hal-hal yang akan di amati

5. Mencatat hal-hal yang di amati

6. Menafsirkan hasil pengamatan

2. Analisis Hasil Belajar

Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar, hasil belajar tiap siswa kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kellas, bagi guru hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar dan evaluasi.

Oleh karena itu pada tempatnya guru mengadakan analisis tentang hasil belajar siswa di kelasnya. Analisis hasil belajar siswa merupakan kerja khusus.

Dalam melakukan analisis hasil belajar pada tempatnya guru melakukan langkah-langkah berikut.

1. Merencanakan analisis sejak awal semester.

2. Merencanakan jenis-jenis pekerjaan siswa yang di pandang sebagai hasil belajar.

3. Merencanakan jenis-jenis ujian dan alat evaluasi

4. Mengumpukan hasil belajar siswa

5. Melakukan analisis secara statistiktentang angka-angka perolehan ujian

6. Mempertimbangkan hasil pengamatan pada kegiatan belajar siswa

7. Mempertimbangkan tingkat kesukaran bahan ajar bagi kelas.

8. Memperhatikan kondisi-kondisi ekstern yang berpengaruh atau di duga ada pengaruhnya dalam belajar

9. Guru juga melacarkan suatu angket evaluasi pembelajaran pada siswa menjelang akhir semester

3. Tes Hasil Belajar

Pada pengal proses belajar dilancarkan tes hasil belajar adapun jenis ters yang digunakan umumnyadigolongkan sebagi tes tulis dan tes lisan

tes lisan memiliki kelebihan, kelebihannya adalah :

1. Penguji dapat menyesuaikan bahasa dengan tingkat daya tangkap siswa

2. Penguji dapat mengajar tingkat penguasaan siswa tentang pokok bahasan tertentu

3. Siswa dapat melengkapi jawaban lebih leluasa

Kelemahannya :

1. Penguji dapat terjerumus pada kesan subjektif atas perilaku siswa

2. Memerlukan waktu yang lama, tenggang waktu masih dapat di batasi

Tes Tertulis Memiliki Kelebihan-Kelebihannya

1. Penguji dapat menguji banyak siswa dalam waktu terbatas

2. Objektivitas pengerjaan tes terjamin dan mudah di awasi

3. Penguji dapat menyususn soal-soal yang mereta pada tiap pokok bahasan

4. Penguji dengan mudah dapat menentukan standar penilaian

5. Dalam pengerjaan siswa dapat memilih menjawab urutan soal sesuai kemampuannya.

Kelemahannya :

1. Penguji tidak sempat memperoleh penjelasan tentang jawaban siswa

2. Rumusan pertanyaan yang tidak jelas menyulitkan siswa

3. Dalam pemeriksaan dapat terjadi subjektivitas penguji

Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru siswa mendorong prilaku belajar siswa. Bagi siswa dalam kegiatan belajar tersebut ada tiga tahap yaitu

Tahap sebelum belajar . kegiatan selama proses belajar, dan kegiataan sesudah belajar pada tahap sesudah belajar diharapkan siswa memiliki hasil belajar sebagai suatu kemampuan yang lebih baik

Bagi guru yang bertindak membelajarkan siswa kegiatan belajar bagi siswa tersebut merupakan akibat tindakan pengorganisasian belajar, bahan belajar dan sumber belajr, serta tindakan evaluasi hasil belajar, serta tindakan evaluasi hasil belajar

guru sebagai pembelajaran memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan diharapkan memecahakn masalah-masalah belajar siswa

DAPTAR PUSTAKA

Biggs, John B, & Telfer, Ross. 1987. The process of learning Sydney : prentice Hall of Australia Ltd.

Leftrancoic, Guy R. 1985. Psychology for teaching, Belmont California : wadsworth pul. Co

Mosks, Pj, AMP. Siti Rohayu Harditono, 1989. Psikologi Perkembangan. Yokyakarta : Gajah Mada University Proeses.

Rodijakers, Ad. 1990, Mengejear Dengan Sukses. Jakarta : Gramedia.

Semiawan, Conny (et.al). 1987. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia

Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar