Rabu, 21 Juli 2010

Seribu Manfaat Air untuk Kesehatan Tubuh

Seribu Manfaat Air untuk Kesehatan Tubuh Kita


Meski bergaul, terlibat amat erat setiap hari, tak urung banyak juga rahasia keunggulan air yang terlewatkan, ternyata sobat lama kita ini amat banyak khasiatnya.

Ternyata pula, ketergantungan kita terhadap air tak sebatas pengusir rasa haus belaka.

Mandi dua kali sehari dan cuci rambut paling telat tiga hari sekali sangat dianjurkan pakar kesehatan dan kebugaran. Alasannya, sentuhan air bersih dengan tubuh membuat badan terasa segar dan bugar kembali. Untuk menjaga kecantikan pun, kebersihan tubuh harus benar-benar diperhatikan; ditambah lagi minum air putih 8 - 10 gelas sehari. Bahkan air juga banyak dimanfaatkan oleh para pemeluk agama dan aliran kepercayaan, misalnya untuk air wudhu, air baptis, sarana mengusir roh jahat, dll.

Sejak ratusan tahun sebelum Masehi bangsa Rowawi sudah mengenal khasiat mandi, entah mandi susu atau berendam di kolam air bersih yang dilengkapi pancuran dan wewangian. Tujuannya agar tubuh bersih, sehat, dan wangi.

Spa yang kita kenal sekarang tak cuma dihubungkan dengan air, melainkan juga dengan perawatan kecantikan, kesehatan jiwa-badan, serta kebugaran, yang menyertakan bahan-bahan atau cara alami seperti perawatan wajah dan tubuh dengan aromaterapi, mandi rempah, body scrub, body wrap, pengaturan gizi, yoga, meditasi. Namun konsep Spa itu sendiri asal-muasalnya hanya berkaitan dengan air. Istilah "spa" diambil dari bahasa Yunani sante par aqua, artinya kesehatan melalui terapi air.

Di Eropa budaya spa sudah berkembang pada abad XVII. Pada masa itu sudah banyak orang berlibur untuk mencari sumber air mineral guna menanggulangi gangguan kesehatan. Tak usah jauh-jauh, di daerah Kesultanan Yogyakarta juga masih terlihat peninggalan permandian Taman Sari tempat para putri Keraton mandi untuk membersihkan diri agar terlihat lebih cantik.

Air untuk Kesuburan

Menurut para peneliti sebuah lembaga riset trombosis di London, Inggris, jika orang selalu mandi dengan air dingin, peredaran darahnya akan membaik sehingga tubuh terasa lebih bugar. Ditambahkan lagi bahwa mandi dengan air dingin akan meningkatkan produksi sel darah putih dalam tubuh serta meningkatkan kemampuan seseorang terhadap serangan virus. Bahkan, mandi dengan air dingin di waktu pagi dapat meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita. Dengan demikian kesuburan serta kegairahan seksual pun akan meningkat. Selain itu jaringan kulit membaik, kuku lebih sehat dan kuat, tak mudah retak.

Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran napas, usus, penyakit kewanitaan, dll.

Kini malah pelbagai macam pengobatan alternatif ditawarkan dengan cara kungkum (berendam) di dalam air mengandung magnet, kadar garam tinggi, belerang atau zat kimia lain yang bisa meningkatkan kesehatan.

Katakanlah Ciater, sekitar 32 km utara Bandung, sudah lama dikenal masyarakat sebagai daerah wisata sejuk dengan daya tarik tambahan, air panas alami. Mereka meyakini, air panas alami di sana dapat membantu mengobati penyakit. Memang, berdasarkan penelitian, air panas Ciater mengandung bahan mineral aluminium cukup tinggi. Menurut klasifikasi balneologi (ilmu yang mempelajari khasiat terapi mandi), air panas Ciater termasuk dalam kategori calcium magnesium chloride sulfate thermomineral hypertherma dengan kandungan aluminium tinggi(38,5%) serta pH sangat asam (2,45).

Selain untuk pengobatan kulit, air Ciater efektif untuk pengobatan kelumpuhan, misalnya karena stroke. Pasalnya, bisa membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Efek hidrostatik dan hidrodinamik air Ciater membantu menopang berat badan saat latihan berjalan. Sedangkan efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran.

Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air Ciater, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit. Maklum saja, karena lingkungan yang sangat asam kuman-kuman akan mati.

Di Laut Mati, yang kadar garamnya paling tinggi sedunia, wisatawan pun dianjurkan berendam untuk menyembuhkan pelbagai macam penyakit. Entah sampai di mana khasiatnya belum diteliti dengan jelas.

Cipratan air mancur pada tubuh pun akan terasa seperti pijatan, sehingga tubuh akan merasa lebih relaks. Para pakar pengobatan alternatif bahkan menyatakan, bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman paket oksigen ke dalam sel dan jaringan. Mandi menggunakan shower di rumah pun mempunyai efek menghasilkan ion negatif.

Di negara maju terapi air juga sudah banyak dilakukan. Dua pakar asal Jerman, Vincenz Priesnitz dan Pastor Sebastian Kneipp, memanfaatkan air hangat dan dingin. Semula pasien dimasukkan ke dalam bak air hangat agar berkeringat, kemudian dipindah ke bak air dingin, lalu diminta pula untuk berjalan-jalan sebentar agar berkeringat lagi. Terakhir, pasien mandi lagi dengan air dingin. Pertukaran suhu dari panas ke dingin inilah yang menjadi kunci rahasia pengobatan ini. Manfaatnya untuk menstabilkan kerja jantung dan peredaran darah.

Cara serupa sebenarnya juga sudah banyak dianjurkan oleh ahli pengobatan alternatif di Indonesia. Caranya, mandi atau menyiram tubuh dengan air hangat, kemudian berendam sebentar dalam air dingin (bersuhu 18oC). Bahkan konon terapi ini bisa meningkatkan kesuburan pria maupun wanita.

Ketegangan otot pun bisa dijinakkan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37oC. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam, maka pegal pun sirna.

Ada lagi terapi unik, gabungan antara terapi air dan bunyi. Liquid sound, dipraktikkan di Klinik Bad Sulza, Rhuringen, Jerman. Caranya, dengan kedua tangan disilangkan di belakang, tubuh pasien diapungkan di permukaan air kolam dalam posisi telentang. Tubuhnya bisa terapung seperti di Laut Mati karena air kolam tersebut mengandung garam 3%.

Dalam posisi seperti itu telinga pasien yang terendam di dalam air bisa mendengar dengan jelas alunan musik yang mengalun lewat beberapa pengeras suara, yang dipasang di dasar kolam. Jenis musiknya atas pilihan pasien, kebanyakan yang lembut sehingga bisa menenangkan. Konon sehabis berendam, badan terasa enteng dan segar. Pikiran pun bertambah terang.

Banyak minum Tubuh pun Bugar

Khasiat air tak berhenti pada soal mandi atau berendam saja. Tidak kalah penting khasiat air putih bila diminum. Selain makanan, air sangat diperlukan oleh tubuh kita. Seseorang yang kekurangan makan masih dapat bertahan sampai beberapa hari, tapi kekurangan air bisa berakibat fatal, karena air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia.

Dalam tubuh seorang pria dengan berat rata-rata 70 kg, menurut Dr. Elvina Karyadi, MSc, ahli gizi, kandungan air di dalam tubuhnya kira-kira 45 l. (Pada wanita, kandungan airnya sedikit lebih rendah sebab komposisi lemak tubuhnya lebih besar.) Dari total kandungan air 45 l di atas, sekitar 30 l terdapat dalam sel tubuh kita (intraseluler) sedangkan 15 l berada di luar sel (ektraseluler). Yang termasuk air di luar sel adalah air dalam cairan otak, cairan mata dan hidung, termasuk juga cairan pada saluran pencernaan.

Menurut sumber lain, kandungan air dalam otak 83%, ginjal 82%, jantung 79%, paru-paru 80%, tulang 22%, dan darah 90%. Bila kandungan air dalam masing-masing organ tersebut tetap dipertahankan sesuai kebutuhan, maka organ tersebut akan tetap sehat. Sebaliknya bila menurun, fungsinya juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus, dll. Maka bisa dibayangkan betapa besar peran air dalam tubuh kita.

Untunglah tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2 - 2,5 l (8 - 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto, dll), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup dll. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh.

Betapa penting asupan air setiap hari, juga bisa dilihat dari banyaknya air yang pasti dikeluarkan dari tubuh setiap hari melalui beberapa mekanisme. Ada yang melalui air seni, tinja, keringat, dan juga melalui saluran pernapasan.

Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 l/hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 - 400 g/hari, kandungan airnya sekitar 60 - 90% bobot tinja atau sekitar 50 - 60 ml air sehari.

Sedangkan, air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1 l, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat rendahnya kelembapan udara sekitarnya.

Tubuh kita akan menurun kondisinya bila kadar air menurun dan pengisian kurang cepat dilaksanakan. Jelas, karena ada hubungan yang sangat erat antara kualitas dan kandungan air dalam tubuh dengan respons tubuh kita.

Dr. James M. Rippe, kardiolog dari AS menyarankan untuk minum paling sedikit 1 l lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22%! Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, kita akan mulai merasa lemah dan lesu.

Semakin banyak kita melakukan aktivitas, air akan lebih banyak terkuras dari tubuh. Apalagi orang yang tinggal di negara tropis di mana energi yang dikeluarkan lebih banyak. Sebab itu, para pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila terasa haus. Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat!

Itu artinya, bekerja di ruang ber-AC pun menuntut kita untuk minum lebih banyak, sekalipun tidak merasa haus. Sebab, di ruangan ber-AC kita akan lebih cepat mengalami dehidrasi. Bahwa banyak minum akan membantu kulit tidak cepat kering penting diperhatikan tak hanya oleh mereka yang sehari-hari bekerja di ruang ber-AC, namun juga oleh mereka yang bekerja dalam ruangan yang suhunya tidak tetap. Suhu naik turun menyebabkan kelembapan ruangan juga tidak menentu. Dengan minum air akan membantu menetralisasikan pengaruh perubahan tersebut.

Air putih juga bersifat "menghanyutkan" kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang; tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin.

Menyadari betapa air amat menunjang kebugaran, kesehatan dan kecantikan tubuh, tak ada salahnya kita memelihara persahabatan dengan sobat lama kita ini. Selama kita masih dapat menikmati khasiatnya, mari manfaatkan sebaik-baiknya.

KEUTAMAAN SEDEKAH

Keutamaan Sedekah


Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.

Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah?ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.

Senin, 19 Juli 2010

SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI INDONESIA

A. PENGERTIAN SARANA PRASARANA UMUM

Sarana prasarana secara umum banyak diartikan menurut beberapa sumber. Sarana adalah perlengkapan yang dapat dipindah-pindahkan untuk mendukung fungsi kegiatan dan satuan pendidikan, yang meliputi : peralatan, perabotan, media pendidikan dan buku (Internet menurut Asep). Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai makana dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sarana prasarana adalah alat secara fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran (Sagne dan Brigs dalam Latuheru, 1988:13). Dari berbagai definisi menurut para ahli dapat diartikan bahwa sarana prasarana adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan beserta dengan perlengkapannya dan memenuhi persyaratan untuk pelaksanaan kegiatan.



B. PENGERTIAN SARANA PRASARANA OLAHRAGA

Sarana prasarana olah raga adalah suatu bentuk permanen, baik itu ruangan di luar maupun di dalam. Contoh : cymnasium, lapangan permainan, kolam renang, dsb. (Wirjasanto 1984:154). Pengertian sarana prasarana tidak seperti yang di atas, namun ada beberapa pengertian lain menurut sumber yang berbeda pula. Sarana prasarana olah raga adalah semua sarana prasarana olah raga yang meliputi semua lapangan dan bangunan olah raga beserta perkengkapannya untuk melaksanakan program kegiatan olah raga (Seminar Prasarana Olah Raga Untuk Sekolah dan Hubungannya dengan Lingkungan (1978).

Sarana olah raga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk dan jenis peralatan serta perlengkapan yang digunakan dalam kegiatan olah raga. Prasarana olah raga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari tempat olah raga dalam bentuk bangunan di atasnya dan batas fisik yang statusnya jelas dan memenuhi persyaratanyang ditetapkan untuk pelaksanaan program kegiatan olah raga (Kumpulan Makalah Manajemen Olah Raga halaman 38). Dari beberapa pengertian di atas dapat diartikan bahwa sarana prasarana oloahraga adalah sumber daya pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis bangunan/tanpa bangunan yang digunakan untuk perlengkapan olah raga. Sarana prasarana olahraga yang baik dapat menunjang pertumbuhan masyarakat yang baik.

C. SARANA PRASARANA OLAHRAGA DI INDONESIA PADA MASA SEKARANG

Keadaan sarana prasarana olahraga di Indonesia,menurut pengamatan ada dua faktor yang dapat berdampak positif dalam penyiapan prasarana olahraga sebagai berikut :

1. Adanya konsep mengenai Otonomi Daerah yang telah dituangkan dalam Undang-Undang.

2. Adanya ketentuan bahwa tuan rumah untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak tahun 2000 ditetapakan daerah secara bergantian.

Sarana prasarana yang ada di Indonesia kurang mendapat perhatian secara khusus dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang sangat kompleks. Kenyataannya dapat dilihat pada ketidak berhasilan Kota Surabaya dalam membangun kawasan “Sport Complex” baru yang akan digunakan untuk menyelenggarakan PON XV -2000 akibat keterbatasan biaya. Keterbatasan ini disebabkan oleh krisis moneter yang terjadi di beberapa Negara Asia. Pelaksanaan ini terpaksa harus dialih kan ke Stadion Delta yang ada di Sidoarjo. Stadion ini digunakan untuk seluruh kegiatan PON yang berlangsung, baik upacara pembukaan, penutupan maupun pertandingan-pertandingan. Jelas dalam hal ini sarana prasarana di Indonesia sangatlah minim akan semua fasilitasnya.

Pada PON XVI -2004 dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan dan kota Palembang sebagai pusat dari penyelenggaraan pertandingan. Pada tahun 1978 dibangun Stadion Bumi Sriwijaya yang pada awalnya direncanakan untuk diklembangkan menjadi Stadion Utama tetapi pada akhirnya ditetapkan sebagai Stadion Atletik untuk dibangun lintasan atletik dengan bahan sintetis, sedangkan Stadion Utama direncanakan dibangun di Seberang Ulu di wilayah Jakabaring. Upaya pembangunan Stadion Utama Jakabaring di seberang Ulu dimaksudkan untuk mengembangkan kota kea rah selatan di areal reklamase sesuai dengan rencana Induk Kota yang telah disususn oleh Departemen Pekerjaan Umum.

Untuk Sport Complex telah dipersiapkan lahan reklame seluas 50 Ha yang nantinya akan dipakai untuk lokasi Stadion Utama dan dua buah gedung Olahraga yang dipergunakan untuk Senam dan cabang olahraga Bulutangkis. Selain itu ada beberapa sarana prasaran aolah raga outdoor untuk olahraga:voli pantai, soft ball, hoki dan lain-lainyang akan dapat ditampung. Diseberang kompleks satdion itu, sedang dibangun perumahan sebanyak 1.000 buah yang nantinya akan digunakan untuk PON XVI -2004 yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal sementara atlit-atlit selama PON berlangsung. Setelah selesai kegiatan PON, maka perumahan ini akan dijual pada masyarakat untuk dijadikan pemukiman. Meskipun pembangunan sarana prasarana olahraga sedikit terhambat namun penggunaan bahan-bahan sarana prasrana olahraga cukup baik, misalnya saja yang telah disebutkan di atas mengenai penggunaan lantai dari bahan sintetis.

Kompleks Gelora Bung Karno di Senayan Jakarta memiliki luas lahan 279 Ha, sebagai areal dengan luas 155 Ha adalah lahan untuk kompleks olahraga yang sampai saat ini masih merupakan kompleks olahraga yang terlenghkap dan terbesar di seluruh Indonesia. Pada saat PON di Jakarta pada tahun 1996 didalam kompleks Stadion dapat diselenggarakan 18 cabang olahraga yang dipertandingkan. Stadion ini sampai saat ini dari waktu ke watu secara bertahap dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan untuk kegiatan-kegiatan olahraga.

Pengembangan dan pembanguna sarana prasaran olahraga tetap mengikuti perkembangan jaman, beberapa sarana prasarana olahraga yang telah diikutsertakan dalam kompetisi luar negeri dan memperoleh penghargaan adalah sebagai berikut :

1. Gedung Pusat Latihan Bulutangkis, memperoleh IAKS Award pada tahun 1989 intuk kategori B. “Trainning For Top-level Sport”.

2. Gedung/Lapangan Menembak, memperoleh “Bronz Award” untuk kategori F. “Trainning and Competition Facilities for special sport disciplines”

3. Lapangan Latihan Softball/Baseball, memperileh IOC/IAKS Bronze Award tahun 1999 untuk kategori F, “Trainning and Competition Facilities for special sport disciplines”

D. MENCIPTAKAN SARANA PRASARANA OLAHRAGA YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN JAMAN

Kegiatan olah raga memerlukan ruang untuk bergerak. Kebutuhan ruang untuk bergerak itu ditentukan dengan standar tuang ruang perorangan. Sarana prasarana olah raga paling sedikit atau minimal disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang berolah raga itu sendiri. Sehingga disini kunci dan tujuan sarana prasarana adalah sehingga media olah raga yang diharapkan dengan adanya sarana penunjang kegiatan olah raga berjalan dengan baik. Sehingga masyarakat dapat menikmati olahraga dengan baik dan optimal.

Penggunaan Prasarana Olah Raga Selalu dikaitkan dengan Kegiatan Olah Raga yang Memiliki Sifat :
Horisontal

Dalam arti bersifat menyebar atau meluas sesuai dengan konsep “Sport for All” atau dengan semboyan yang kita miliki memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan yang tujuannya untuk kebugaran dan kesehatan.

2. Vertikal

Dalam arti bersifat mengarah ke atas dengan tujuan mencapai prestasi tinggi dalam cabang olah raga tertentu baik tingkat daerah nasional maupun internasional.

Penggunaan Prasarana Olah Raga Perlu Menyertakan 3 Faktor untuk dapat memnuhi kedua arah tersebut :
Kuantitas

Guna menampung kegiatan olah raga yang jumlahnya mencukupi sesuai dengan ketentuan seperti yang ditentukan di dalam pedoman penyiapan prasarana.

2. Kualitas

Guna menampung kegiatan olah raga prestasi prasaran olah raga yang disiapkan perlu memenuhi kualitas dengan syarat dan ketentuan masing-masing cabang olah raga :
Memenuhi Standart Internasional
Kualitas bahan atu material harus memenuhi syarat Internasional.

3. Dana

Untuk menunjang kedua faktor diperlukan dana yang cukup sehingga cepat disiapkan prasarana yang mencukupi jumlahnya serta kualitas memenuhi syarat.

Dalam menciptakan sarana prasarana olah raga yang sesuai dengan perkembangan jaman yakni :

1. Kuantitas sarana prasarana olahraga harus diperbanyak. Kualitas harus ditingkatkan agar tidak hanya kuantitas yang banyak, namun kualitasnya juga baik. Yang terpenting adalah dana, dana harus dirancang sedemikian rupa agar rencana pembangunan sarana prasaran olahraga dapat terlaksana dengan optimal.Untuk itu perlu dikembangkangkan ketiga faktor ini secara serius agar sarana prasarana olahraga di Indonesia sesuai dengan perkembangan jaman.

2. Memperhatikan peta kependudukan Indonesia, kepadatan dan penyebaran penduduknya, karena jumlah kebutuhan prasarana olah raga harus sesuai dengan jumlah penduduk yang akan menggunakannya.

3. Mengacu pada standar kebutuhan prasarana olahraga sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.

4. Otonomi Daerah dapat dimanfaatkan dengan baik yakni harus ada koordinasi agar dapat memberi saran dan pedoman teknis karena mereka lebih mengetahui bagaimana kondisi daerahnya sehingga dapat menyempurnakan pengembangan sarana prasarana olahraga yang sesua dengan perkembangan jaman.

5. Adanya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar dapat saling memberi masukan baik yang bersifat teknis maupun non teknis dan bekerjasama membangun sarana prasarana olahraga yang sesuai dengan perkembangan jaman.

Warisan Budaya Dunia yang ada di Indonesia



Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Nama Borobudur

Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.

Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

Struktur Borobudur



Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.

Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.

Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.

Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.

Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada jaman dahulu. menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.

Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.

Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala.

Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

Relief



Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain ada relief-relief tentang wiracarita Ramayana. Ada pula relief-relief cerita jātaka.

Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur disetiap tingkatnya, mulainya disebelah kiri dan berakhir disebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.

Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan langkan candi

Karmawibhangga

Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut, menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri ( serial ), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

Lalitawistara

Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke 27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum" ,sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

Jataka dan Awadana

Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari mahluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa / perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju keringkat ke buddha an.

Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

Gandawyuha

Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke 2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari



Tahapan pembangunan Borobudur

* Tahap pertama

Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.

* Tahap kedua

Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.

* Tahap ketiga

Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.

* Tahap keempat

Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.

Ikhtisar waktu proses pemugaran Candi Borobudur

* 1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.

* 1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan.

* 1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.

* 1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.

* 1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.

* 1956 - pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.

* 1963 - pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.

* 1968 - pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.

* 1971 - pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.

Batu peringatan pemugaran candi Borobudur dengan bantuan UNESCO
Batu peringatan pemugaran candi Borobudur dengan bantuan UNESCO

* 1972 - International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia.

* 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984

* 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali. Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstrem yang dipimpin Habib Husein Ali Alhabsyi.

* 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Candi Prambanan


Komplek Candi Prambanan terletak di perbatasan Sleman dengan Klaten tepatnya di Karangasem, Desa Bokoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pencapaian tersebut melalui jalan raya Jogja-Solo ke arah Timur. Pada Km 16 di sebelah utara jalan raya tersebut tampaklah bangunan candi yang megah. Candi utama komplek Prambanan ini menghadap ke arah timur, sehingga kita memasuki candi tersebut dari arah timur.

Komplek Candi Prambanan terbagi atas tiga halaman yang memusat. Halaman pertama dikelilingi pagar berukuran 330mx330m. Halaman kedua memiliki tembok keliling berukuran 220mx220m, sedangkan halaman pusat atau halaman ketiga berukuran 110mx110m. Ketiga halaman tersebut masing-masing dihubungkan oleh gapura yang searah dengan penjuru mata angin. Di halaman pertama tidak ada bangunan, sedangkan di halaman kedua terdapat 224 candi Perwara yang disusun menjadi empat deret.

Memasuki halaman pusat tampaklah 16 bangunan candi. Candi Siwa merupakan bangunan yang paling tinggi diapit oleh Candi Brahma di sebelah selatan dan Candi Wisnu di sebelah utara. Di depan Candi Siwa terdapat tiga buah candi masing-masing adalah candi Nandi, Candi A dan Candi B. Di halaman ini juga terdapat dua candi Apit, empat candi Kelir (masing-masing berada di pintu gerbang) dan empat candi Sudut

Sejarah

Berdasar arca Dewa dan reliefnya, dapat diketahui bahwa komplek candi Prambanan merupakan tempat pemujaan bagi umat Hindu. Sebuah prasasti yang dapat dihubungkan dengan percandian Prambanan adalah prasasti Siwagrha (778 S / 856 M). Prasasti tersebut menyebutkan adanya peresmian sebuah bangunan suci untuk dewa Siwa. Kemudian nama raja Jatiningrat (Rakai Pikatan) yang harus berperang dengan Balaputra, dan setelah menang kemudian Ia menyerahkan tahtanya kepada Dyah Pitaloka (Rakai Kayuwangi 851-882 M). Dalam prasasti itu menyebutkan pula secara rinci tentang komplek bangunan suci agama Hindu. Juga penyebutan tentyang Dwarapala, petirtaan pada gugusan candi, serta pengalihan aliran sungai yang menyusuri sisi-sisi halaman candi.

Keseluruhannya diperkuat dengan diketemukannya tulisan-tulisan pendek dengan cat putih, hitam dan merah yang menyebutkan nama "Pikatan" pada batu pembentuk halaman candi.

Kegiatan Pemugaran

Pada tahun 1733 Masehi, candi ini ditemukan oleh C.A Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Masehi Izerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang sungai Opak. Pada 1902-1903 Van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun 1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993 [1].

Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

Sekarang, candi ini adalah sebuah situs yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan.

Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m.

Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil.

Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.

Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya.

Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Untuk lengkapnya bisa melihat di artikel Loro Jonggrang.

Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara dan satunya dipersembahkan kepada Batara Brahma, yang menghadap ke arah selatan. Selain itu ada beberapa candi kecil lainnya yang dipersembahkan kepada sang lembu Nandini, wahana Batara Siwa, sang Angsa, wahana Batara Brahma, dan sang Garuda, wahana Batara Wisnu.

Lalu relief di sekeliling dua puluh tepi candi menggambarkan wiracarita Ramayana. Versi yang digambarkan di sini berbeda dengan Kakawin Ramayana Jawa Kuna, tetapi mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan melalui tradisi lisan. Selain itu kompleks candi ini dikelilingi oleh lebih dari 250 candi yang ukurannya berbeda-beda dan disebut perwara. Di dalam kompleks candi Prambanan terdapat juga museum yang menyimpan benda sejarah, termasuk batu Lingga batara Siwa, sebagai lambang kesuburun.

Gempa bumi 2006

Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk di sana. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma

MEDIA PEMBELAJARAN, PENDIDIKAN JARAK JAUH

MEDIA PEMBELAJARAN, PENDIDIKAN JARAK JAUH

Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan. Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka pendidikan jarak jauhpun mengalami perkembangan. Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.
Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media telah digunakan sebagai sarana penyampai materi ajar. Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik , maka diperlukan media sebagai sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik. Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauhm (PJJ).

a. Media Cetak
Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari guru/tutor.

Keunggulan Media Cetak untuk PJJ

Media cetak memiliki keunggulan sebagai berikut:
Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap.
Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana saja (seperti di rumah, di kendaraan umum, terminal atau tempat lain yang memungkinkan).
Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik dengan mudah membawanya ke mana saja mereka pergi.
Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian sepeti penulisan indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun subjudul.


Pemanfaatan Media Cetak dalam Pendidikan Jarak Jauh
Media cetak, khususnya modul merupakan media utama yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan media cetak untuk pendidikan jarak jauh antara lain adalah sebagai beirkut:
Pastikan bahwa semua modul dan atau media cetak lain seperti foster, lembar kerja dan lain-lain yang dibutuhkan untuk semua mata ajar telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan prinsip pengembangan bahan belajar mandiri.
Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut didistribusikan dengan baik kepada seluruh tutor dan peserta didik sesuai dengan mata ajar yang diambilnya.
Pastikan para tutor telah memahami semua modul sesuai dengan mata ajar yang dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan konsultasi kepada peserta didiknya.
Beri kesempatan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajarnya (ujian) secara fleksibel sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
Pastikan peserta didik memperoleh umpan balik sesegera mungkin.


b. Media Massa/Siar/Tayang

Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan.


1). Siaran Radio

Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Gelombang-gelombang ini diumpamankan sebagai jalan raya (highways) yang tidak terlihat serta mepunyai kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini diindentifikasikan sebagai frekuensi AM maupun FM yang mengacu siaran peraturan dan persetujuan internasional. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.
Walaupun mampu memperluas jangkauaan daerah siaran, penggunaan sistem relay ini tidak dapat menjangkau daerah daerah tertentu yang dikenal dengan istilah blank spot area. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, keterbatasan ini dapat diatasi dengan penyiaran radio melalui satelit siaran langsung (Radio-SSL). Secara teknis, siaran radio melalui SSL akan diterima dengan baik karena tidak mengalami pengurangan mutu seperti yang pada umumnya dialami bila menggunakan stasiun relay. Satu satunya kendala dari penggunaan siaran radio-SSL ini terletak pada pengadaan alat penerima khusus yang harganya tidak murah. Selain karakteristik teknik seperti yang telah dijelaskan, media radio juga memiliki karakteristik lain, baik dari segi keunggulan maupun keterbatasannya.

Keunggulan:

- Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya.
- Keunggulan lain dari media dengar ini adalah kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengae dan cukup fleksibel dalam menyajikan informasi dalam berbagai bentuk sajian seperti dramatisasi, diskusi, ceramah atau dialog. Kemampuan ini tentunya sangat berperan dalam penyelenggaraan SPJJ.

Keterbatasan :

- Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media seklali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lang kecuali melalui siaran ulangan.
- Keterbatasan lain dalam pemanfaatan media radio pada SPJJ adalah masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
- Interaktivitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan, beberapa penyelanggara SPJJ mengalami kendala, seperti mahalnya biaya penggunaan telpon dan sulitnya mengatur siaran langsung.

Bentuk Penyajian Program Radio

Program program yang disajikan melalui radio dalam SPJJ harus dikembangkan semenarik mungkin. Hal ini mengingat bahwa radio pada dasarnya adalah media satu arah dan sekali dengar. Dengan karakteristik tersebut, bentuk penyajian program radio sangat berperan untuk dapat memikat peserta didik mendengarkan materi maupun informasi yang disampaikan. Perancang program radio untuk SPJJ perlu memperhatikan bentuk sajian yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta memberikan variasi penampilan. Bentuk-bentuk penyajian yang dapat dipilih antara lain:

- Ceramah atau kuliah
Bentuk ceramah atau kuliah ini baisanya disajikan oleh satu orang dosen/pengajar atau pembocara yang ahli dalam materi tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan , karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung dengan peserta didik, suaranya menyakinkan , tempo dan intonansinya tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan pada pengalaman serta pengamatan dalam proses produksi parogram radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar/dosen yang mapu berbiocara seorang diri di depan mikropon.

- Dialog
Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi ajar dalam SPJJ adalah dialog. Bentuk penyajian ini menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.

- Wawancara
Bentuk penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga pembiocara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang pembicara.

- Drama
Sebuah alternatif lain untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik melalui program radio adalah melalui drama. Penyyajian dalam bentuk ini relatif lebih sulit, karena membutuhkan persiapan yang lebih matang, mulai dari naskah sampai pada produksinya. Selain itu, tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk drama. Materi-materi yang berkaitan dengan sikap, perasaan, ilmu sosial, kemungkinan dapat diangkat dan dikemas dalam bentuk ini.

- Feature
Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, di dalamnya terdapat dialog, wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu.

- Majalah
Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian majalah udara menampilkan berbagai informasi dalam berbagai bentuk sajian. Dalam SPJJ, bentuk majalah udara ini sangat cocok untuk mengemas berbagai informasi yang perlu disampaikan kepada peserta didik melalui radio, misalnya informasi mengenal ujian, pembelian bahan ajar, wisuda, regristrasi, atau informasi lain yang perlu diketahui oleh peserta didik.

Dari sekian banyak bentuk peyajian yang dapat digunakan dalam SPJJ, belum ada penelitian yang mengkaji efektivitas dari masing masing bentuk penyajian. Walaupun demikian bentuk penyajian tersebut dapat dijadikan alternatif penyajian bagi para perancang bahan ajar dalam institusi penyelenggara SPJJ.

Pemanfaatan Media Radio pada SPJJ

Dalam hampir semua proses pendidikan, jenis suara yang paling banyak digunakan adlah suara manusia. Suara manusia mampu memberikan intonasi, tempo, volume, dan penekanan yang kesemuanya sangat berarti dalam proses pembelajaran. Keunggulan yang dimiliki oleh suara manusia ini mampu ditransfer melalui media radio yang dikenal sebagai media yang murah dan mudah diakses. Perpaduan keunggulan tersebut cukup untuk menjadi alasan pemanfaatan media radio dalam sebuah institusi penyelengaraan SPJJ.
Di negara-negar maju misalnya, hampir semua orang memiliki radio. Sementara di negara-negara berkembang radio dikatagorikan sebagai barang yang cukup terjangkau harganya dan mudah didapat. Hal ini menunjukkan bahwa radio merupakan sebuah media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Aksesibilitas yang tinggi terhadap media radio ini haruslah dicermati sebagai peluang bagi setiap penyelenggara SPJJ untuk diberdayakan sebagai alat mentransfer ilmu dan informasi kepada peserta didik. Setiap peluang akan menjadi bermakna dan berhasil guna bila dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pertimbangan lain yang mengunggulkan media radio dalam proses pengajaran dan pembelajaran antara lain adalah kemampuan media ini mengaitkan materi ajar pada mata kuliah tertentu dengan kejadian yang baru terjadi. Hal ini sangat penting dalampengajaran bagi peserta didik dewasa. Selain itu, media radio mampu menyajikan perubahan yang cepat dari ilmu pengetahuan yang tidak mampu diakomodasi dalam bahan ajar cetak yang sudah tersusun.
Walaupun media radio mempunyai beberapa keunggulan dalam proses pembelajaran dan pengajaran, namun kelemahan media ini perlu pula dicermati. Walaupun program radio sangat memotivasi tetapi trnyata peserta didik mengalami kesulitan belajar melalui radio. Pada umumnya peserta didik mengalami kesulitan berkonsentrasi mendengarkan program yang berdurasi 20 menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesanggupan media radio sebagai media pembelajaran dan pengajaran pada SPJJ antara lain berkaitan dengan jenis materi belajar yang disampaikan, materi yang bersifat konkret lebih mudah diterima. Selain itu, faktor penggunaan bahasa yang sederhana dan kosakata yang sudah dikenal, pemberian contoh-contoh baik melalui dramatisasi maupun kasuis-kasus juga sangat berpengaruh kepada keberhasilan penggunaan media radio. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah durasi program. Durasi sebaiknya tidak lebih dari 15 menit atau bahkan 10 menit.
Selain fungsi sebagai media pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ, media radio juga sangat populer digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi-informasi mengenai ujian, registrasi, dan publikasi bagi institusi untuk menarik perhatian peserta baru. Dalam SPJJ, media komunikasi yang murah dan cepat, seperti radio mempunyai kontribusi yang berarti untuk menjadi jembatan antara pengelola dan peserta didik.
Permasalahan lain yang kerap timbul dalam pemanfaatan media radio dalam SPJJ adalah bagaimana peserta didik dapat mendengarkan program-program yang disiarkan pada waktu yang sudah dijadwalkan. Hal ini memang merupakan persoalan yang cukup pelik dalam sebuah institusi SPJJ karena kendali terhadap waktu belajar peserta didik terletak sepenuhnya di tangan peserta didik sendiri. Tetapi, dalam hal pemanfaatan media radio peserta didik tidak mempunyai kendali terhadap stasiun siaran, merekalah yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal yang diberikan. Dalam SPJJ, kondisi ini ternyata menjadi masalah bagi sebagian peserta. Pemberian jadwal siaran secara teratur kepada peserta didik tidaklah cukup. Penyiaran program yang sama sebanyak dua atau tiga kali pada waktu yang berbeda akan memberikan kesempatan yang lebihh besar bagi peserta didik untuk menyesuaikan jadwal kegiatan mereka dengan jadwal siaran yang ditawarkan oleh institusi penyelenggara SPJJ.
Pertimbangan lain yang perlu dipikirkan dalam pemanfaatan media radio oleh institusi penyelenggaraan SPJJ adalah akses untuk memproduksi dan mendistribusikan materi ajar yang dikemas dalam program radio. Walaupun peserta didik mempunyai kases tinggi untuk memanfaatkan siaran radio, tetapi apabila institusi penyelenggara SPJJ tidak mempunyai akses terhadap pelaksanaan produksi dan penyiaran program, maka akses yang dimiliki peserta didik pun akan sia-sia. Institusi penyelenggara SPJJ mungkin memiliki peralatan produksi program, bahkan stasiun pemancar sendiri. Jika hal ini terjadi, berarti institusi mempunyai akses internal penuh untuk memanfaatkan media radio. Sebaliknya, bila institusi tersebut tidak memiliki peralatan produksi maupun stasiun penyiaran sendiri, maka institusi tersebut harus mempunyai akses eksternal, yaitu akses terhadap lembaga lain yang mampu memproduksi maupun memancarkan program radio.

2) Siaran Televisi

Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan. Untuk memberi gambaran umum, secara selintas sistem penayangan dari masing-masing akan disinggung sedikit.

Sistem Penayangan Siaran Televisi

Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan menggunakan sistem broadcast transmission. Penayangan televisi melalui sistem broadcast transmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ultra High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan antena penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini bergantung pada kekuatan daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.
Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah melalui sistem closed-circuit television (CCTV). Sistem ini merupakan sistem pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi tertentu yang masuk dalam jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat televisi yang berada di luar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya tidak luas.
Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penerimaan siaran televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang menginginkan menerima siaran khusus dan tidak dapat diterima oleh siaran televisi terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini.
Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan sistem penerimaan siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat televisiyang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan daya pancar 100 sampai 400 watt, SSL ini dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdeiri dari antena disk yang berdiameter 0,6 hingga 1 meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin majunya teknologi, antena disk penerima berdiametr tidak lebih dari 18 inci. Secara singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut : stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian melalui saluran tertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang sinyalnya kemudian dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima.

Karakteristik Media Televisi

Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi pendidikan dikenal sebagai medium yang memilik kekuatan audio visual yang mampu memberika pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.

Keunggulan:
- Menjangkau sasaran disik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan
- Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
- Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
- Menjembatani peserta didik dengan institusi SPJJ-nya. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirianyang umumnya dirasakan oleh peserta didik dalam SPJJ.

Keterbatasan:
- Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
- Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.
- Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
- Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
- Keterbatasan lain dari media televisi adalah masalah interaktivitas yag sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.

Bentuk Penyajian Program Televisi

Televisi merupakan media yang memiliki kemampuan menyampaikan informasi dalam bentuk suara, gambar, dan gerak sekaligus, serta dapatdisajikan dalam berbagai bentukpenyajian. Pada dasarnya, bentuk penyajian program televisi sama dengan bentuk penyajian dalam program radio yang telah dijelaskan sebelumnya. Bentuk penyajian tersebut adalah:
•Ceramah, dikenal dengan istilah talking head.
•Dialog
•Wawancara
•Drama
•Feature
•Majalah

Penjelasan rinci mengenai bentuk penyairan ini dapat dilihat pada penjelasan tentang radio, yang membedakan bentuk penyajian tersebut bila diterapkan dalam media televisi adalah penambahan unsur visual dan gerak. Dengan adanya tembahan unsu visual dan gerak, menjadikan media televisi menarik sekaligus lebih sulit pembuatannya. Para pembicara, penyiar ataupun pemain dan pelaku lainnya tidak hanya dinilai dari suaranya, tetapi juga penampilan mereka.

Pemanfaatan Media Televisi dalam SPJJ

Pemanfaatan media televisi dengan frekuensi siaran yang cukup tinggi dari berbagai institusi penyelengara SPJJ memperlihatkan bahwa media televisi meupakan media yang memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar matei pembelajaran sekaligus sebagai media promosi bagi institusi yang bersangkutan.
Kenyataan lain yang dihadapi oleh sebagian institusi penyelenggaran SPJJ dalam menayangkan program televisi adalah sulitnya memperoleh jam tayang serta jumlah jam tayang yang memadai. Hal seperti ini cukup logis mengingat institusi penyelenggara SPJJ tidak memiliki stasiun pemancar sendiri. Pada umumnya institusi penyelenggara SPJJ mengandalkan stasiun pemancar milik swasta atau pemerintah yang telah beroperasi di wilayah masing-masing. Kondisi seperti ini mengharuskan setiap institusi penyelenggara SPJJ untuk selalu menjaga adanya akses terhadap fasilitas produksi serta stasiun pemancar yang berkesinambungan.


c. Media Pribadi/Personal

Keberadaan media pribadi atau media personal dalam SPJJ adalah kebalikan dari media massa. Media massa adalah media yang bersifat terbuka, artinya baik peserta didik yang terdaftar maupun tidak terdaftar dapat menggunakn dan mempelajari materi-materi ajar yang disampaikan melalui media tersebut. Sebaliknya, media pribadi atau personal adalah media yang digunakan secara personal atau perorangan, dan biasanya digunakan oleh mereka yang telah terdaftar pada suatu institusi SPJJ. Media-media yang masuk dalam katagori ini antaara lain: personal-computer (PC), audio-cassette player, VCR; yang kesemuanya memberikan fleksibilitas bagi peserta didik dalam penggunaannya. Peserta didik bebas untuk menggunakannya kapan saja, dimana saja , disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Tentu saja dengan syarat masing-masing peserta didik memiliki akses terhadap penggunaan media tersebut. Kita akan melihat satu persatu jenis media yang termasuk dalam kategori media personal ini lebih mendalam.

1) Audio Kaset

Karakteristik Media Audio Kaset

Walaupun dikenal sebagai media sederhana, keberadaan media audio kaset sebagi media personal dinilai cukup efektif dan banyak disukai. Fleksibilitas media audio kaset dalam penggunaanya merupakan daya tarik tersendiri. Media ini dapat diputar ualng, dipercepat, dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah karakteristik lain dari media kaset yang menunjukan keunggulan dan keterbatasan media ini akan dipaparkan satu persatu.

Keunggulan:
- Di antara media-media yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh, media audio kaset tergolong sebagi media yang murah.
- Pengembangan program relatif mudah.
- Dapat digunakan kapan saja tanpa terikat pada jadwal terentu seperti halnya radio.
- Peserta didik dapat menggunakannya sesuai dengan kecepatan dan kemampuan belajar mereka masing-masing. Durasi/lamanya program lebih flekibel karena tidak tidak terikat pada acuan durasi tertentu, tidak seperti program radio yang terikat pada durasi penyiaran tertentu. Durasi program audio kaset dapat pendek atau panjang sesuai dengan materi yang disampaikan.
- Penyajian media audio kaset ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu: hanya mendengar; mendengar dan melihat; mendengar, melihat, dan melakukan.
- Menyediakan berbagai sumber belajar yang hanya dapat dimengerti melalui suara, kemudian menganalisis apa yang mereka dengar.
- Membantu peserta didik melatih suatu ketrampilan. Penjelasan dalam bentuk suara yang terekam dalam kaset audio akan lebih mudah memandu peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan yang memerlukan ketrampilan tertentu.
- Membuat penyajian bahan ajar lebih manusioawi dan bersifat personal, sehingga dapat memotivasi dan menguatkan peserta didik. Kehadiran suara manusia apakah itu tutor atau pengajar yang seolah-olah berbicara langsung kepada peserta didik memberikan perasaan lebih dekat dan tidak sendiri. Peran ini sangat penting untuk dihadirkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ mengingat kehadiran secara fisik dari ada pengajar sangat minimal atau bahkan tidak ada.
- Menyajikan materi ajar yang tidak mudah dituangkan dalam bentuk bahan cetak. Dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran terdapat kemungkinan ditemukan materi-materi yang sulit untuk dituangkan melalui media cetak. Keberadaan media audio kaset dapat menjembatani situasi yang demikian.
- Mempengaruhi perasaan dan sikap peserta didik.
- Mampu menampilkan para ahli yang tidak mempunyai waktu menuangkan pengetahuan/keahlian mereka ke dalam bentuk cetak.
- Memberi kesempatan peserta didik untuk mendengar suara dari para ahli, pengajar atau siapa pun yang memperkuat materi ajar yang mereka pelajari.
- Memberi kesempatan pada peserta didik yang tidak dapat membaca dan karena alasan lain yang membuat mereka tidak dapat membaca.


Keterbatasan:
- Memerlukan alat putar/player. Mengingat salah satu alasan yang mendasari penggunaan SPJJ adalah pemerataan pendidikan pada daerah-daerah pelosok, maka ada kemungkinan peserta didik tidak memilik alat putar/audio-cassette player.
- Memerlukan listrik.

Dengan sejumlah keunggulan yang dimiliki media audio kaset tidak diragukan bahwa media ini merupakan media yang “menjanjikan” dalam SPJJ. Murah, mudah, fleksible merupakan kunci keberhasilan suatu media dalam SPJJ,

Bentuk Penyajian Program Audio Kaset

Penggunaan audio kaset dalam SPJJ ada dua macam. Pertama adalah merekam program-program yang telah disiarkan, car ini dinilai cukup baik untuk mengatasi penggunaan media radio yang kerap kali tidak dapat didengarkan oleh peserta didik. Cara Kedua adalah merancang khusus program-program untuk audio-kaset. Perbedaan dasar media audio-kaset dengan media radio adalah dalam hal penggunaan serta format penyajian. Dari sisi penggunaannya, kendali terletak pada peserta didik. Mereka leluasa untuk menghidupkan, mematikan, mengulang, atau mempercepat program yang mereka dengarkan sesuai dengan keinginan mereka. Hal seperti ini tidak terjadi pada siaran radio, yang peserta didiknya tidak memiliki kendali. Keunggulan lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah kemampuan media audio kaset ini untuk tampil dalam berbagai cara atau forma penyajian. Format penyajian audio kaset secara garis besar dapat dibedakan dalam tiga bentuk penyajian yaitu:
•Hanya mendengar
•Mendengar dan melihat
•Mendengar, melihat, dan melakukan

Hanya Mendengar

Format penyajian ini dapat menyajikan segala jenis suara yang dapat didengar (aural) dan suara manusia. Suara yang dapat didengar (aural) adalah segala jenis suara yang dapat direkam dan disampaikan melalui kaset audio. Suara yang dapat didengar (aural) dibedakan dalam beberapa jenis sumber, yaitu:
- Peragaan melafalkan kata-kata teknikal yang baru dipelajari
- Dialog Bahasa Asing
- Diskusi atau interviu dengan praktisi
- Dramatisasi

Suara-suara yang dapat direkam dalam audio kaset ini berkaitan erat dengan materi yang dibahas pada materi dari mata pelajaran atau mata kuliah. Hal ini ditujukan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari bahan ajarnya.
Jenis suara yang dapat direkam dalam audio kasetadalah suara manusia dalam hal ini pengajar atau tutor dari mata pelajaran atauy mata kuliah yang bersangkutan. Penyajian pengajar atau tutor dapat berbentuk ceramah, pembicaraan antara dua, tiga orang atau bimbingan belajar. Bentuk penyajian ceramah biasanya membosankan, sebab pengajar cenderung berbicara secara formal sehingga tidak menarik. Namun, tentunya bentuk penyajian ini akan menjadi menarik apabila dibawakan oleh pengajar yang mampu berbicara di depan mikropon dengan cara yang memikat, tempo suara yang cukup, intonasi yang menguatkan, meyakinkan, mapu membuat peserta didik merasakan bahwa sang pengajar “berbicara langsung” dengan mereka, mampu memberikan reinforcement yang kuat. Namun, apabila sulit mendaptkan pengajar dengan kualifikasi tersebut, maka bentuk pemberian bahan ajar melalui audio kaset ini dapat dilakukan dengan cara menampilkan dua orang pengajar yang akan berbicara secara bergantian dalam bentuk dialog atau wawancara. Bentuk penyajian ini akan membantu menghidupkan suasana sehingga pembicaraan mengalir dengan luwes dan menarik peserta didik yang mendengarkan. Bentuk penyajian lain seperti drama, feature atau majalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat pula digunakan pada program audio kaset apabila sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan.
Penyajian materi oleh pengajar atau tutor dalam audio kaset tidak terbatas hanya pada materi bahan ajar, tetapi juga dapat menyajikan materi lain yang bermanfaat bagi peserta didik, misalnya bantuan belajar, bimbingan belajar. Bentuk sajian seperti ini juga sangat membantu peserta didik dalam SPJJ untuk menghilangkan rasa kesendirian.

Mendengar dan Melihat

Bentuk penyajian audio kaseeet lain yang dapat dikembangkan adalah bentuk penyajian yang peserta didiknya tidak hanya mendengar suara tetapi juga melihat. Bentuk sajian ini dikenal dengan istilah audio-vission. Media audio kaset memang merupakan media yang sangat bergantung dengan suara, tetapi bentuk penyajian audio vission mampu menstimulasi peserta didik untuk tidak hanya mendengar tetapi juga melihat secara bersamaan. Apa yang didengar dan dilihat berkaitan satu dengan yang lain dan saling menguatkan atau lebih dikenal dengan sebutan terintegrasi. Visual atau sesuatu yang dilihat dalam paket ini dapat berbentuk bahan cetakan, misalnya gambar, grafis, peta, foto, chart, diagram, tabel, yang tentunya sesuai dan berkaitan dengan apa yang disuarakan. Selain itu, dapat pula berbentuk bahan visual non-cetak, seperti slide atau bahkan benda nyata yang perlu dipelajari, misalnya potongan batu-batuan. Penyajian seperti ini akan sangat membantu dan memperkuat informasi yang diberikan, karena selain mendapat informasi melalui pendengaran, peserta didik dapat pula menggunakan penglihatan. Bentuk penyajian audio-vission ini tentu memerlukan persiapan dan rancangan yang lebih matang dibandingkan dengan bentuk audio kaset yang hanya mendengar.

Mendengar, Melihat, dan Melakukan

Bentuk penyajian audio kaset yang mengkombinasikan kemampuan mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu disebut dengan istilah active audiovission. Bentuk penyajian ini merupakan modifikasi dari audiovission yang menambahkan faktor aktif dari peserta didik untuk melakukan sesuatu. Media audio kaset yang dikenal sebagai media satu arah yang tidak mempunyai kemampuan interaksi ternyata dapat memberikan proses interaksi walaupun dalam tingkat tertentu dalam bentuk penyajian active audiovission. Melalui bentuk penyajian ini peserta didik dapatdiminta untuk melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, misalnya: menghitung sesuaatu, menyelesaikan suatu pekerjaan, mengoperasikan peralatan tertentu, bahkan melakukan eksperimen. Pengembangan program active audiovission ini memerlukan persiapan yang jauh lebih komplek dari bentuk penyajian audio kaset lainnya, tetapi memilik kemampuan pengajaran yang sangat baik bagi peserta didik dlam SPJJ.

Pemanfaatan Media Audio Kaset dalam SPJJ

Pada kondisi dewasa ini, secara teori pemanfaatan audio kaset dalam SPJJ tidak menjadi masalah mengingat peralatan putar atau audio cassette player bukan merupakan barang langka. Walaupun demikian, penggunaan media audio kaset dalam institusi penyelenggara SPJJ sangat beragam. Pada institusi tertentu pemanfaatan media audio kaset cukup tinggi tetapi pada institusi lain belum tentu demikian. Pada umumnya setiap institusi penyelenggara SPJJ memanfaatkannya, sekalipun dalam presentasi yang kecil.


2) Video / VCD

Istilah video bukan merupakan hal yang baru, baik dalam dunia hiburan maupun pendidikan. Video yang dalam bahasa latinnya berarti I See, memiuliki pengertian sebagai penyajian gambar-gambar yang disampaikan melauli televisi atau bentuk media sejenis. Pada awal perkembangannya gambar-gambar yang direkam dalam bentuk video ini dikemas dalam kaset. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam bidang media yang sangat cepat, telah memunculkan versi perekan video lain yang digunakan untuk mengemas program video, antara lain videodiscs. Kedua versi video tersebut baik dalam bentuk kaset maupun disc dimanfaatkan dlam SPJJ sebagai media untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat dikategorikan sebagai media personal yang artinya dimanfaatkan secara individual oleh peserta didik. Walaupun tidak menutup kemungkinan pemanfaatan video ini dilakukan dalam bentuk kelompok belajar.


Karakteristik Media Kaset Video/Video Disc

Kehadiran video dan alat pemutar kaset video atau video disc memberikan warna dan dimensi baru dalam pemanfaatan program televisi pendidikan. Hal ini tentunya mempunyai dampak secara langsung pada pemanfaatan teknologi dalam SPJJ. Munculnya teknologi ini membantu institusipenyelenggara SPJJ untuk tidak bergantung secara penuh kepada media televisi. Kemampuan video kaset/disc dan televisi dalam menyajikan bahan ajar, pada umumnya sama. Perbedaan yang jelas di antara keduanya adalah penggunaanvido kaset/disc bersifat personal dan tidak perlu terjadwal, sementara media TV merupakan media massa dan pengunaannya terjadwal.

Kaset Video vs Video Disc

Pada dasarnya, video discs atau dikenal dengan sebutan VCD ini memiliki fungsi yang sama dengan media audio klaset, yaitu sebagai penyampaian materi ajar. Perbedaan mendasar di antara keduanya terletak pada format fisiknya:
•Kaset video terbuat dari pita kaset, sementara video disc terbuat dari bahan perak yang berkilat.
•Bila ditinjau dari ukuran dan kualitasnya, maka video kaset memiliki ragam yang cukup banyak, yaitu : U-matic memiliki kelebaran pita ¾ inci dengan kualitas broadcast; VHS memiliki kelebaran pita ½ inci dengan kualitas non-broadcast, Hi-8 memiliki kelebaran pita ¼ inci dengan kualitas rendah. Sementar ukuran dari video disc berdiameter 12 inci.
•Perbandingan kualitas antara kaset video dengan video disc cukup signifikan; videodisc memiliki resolusi sejumlah 350 garis, sementara kaset video hanya 240 garis. Dengan resolusi sebesar 350 garis, maka videodisc dikategorikan memiliki kualitas High Definition television (HDTV), yang artinya memiliki gambar-gambar yang disajikan kualitasnya lebih baik dan setaraf dengan kualitas gambar pada film 16 mm. Keunggulan lain dari videodisc dibandingkan dengan kaset video terlihat dari kualiltas audionya yang memiliki perbedaan cukup signifikan.
•Perbedaan lain antara videodisc dan video kaset dalam pemanfaatannya di dunia pendidikan adalah adanya kemampuan videodisc untuk menampilkan gambar secara frame by frame dan memiliki dua track suara

Untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang pemanfaatan video kaset/disc dalam SPJJ, perlu diketahui tidak saja keunggulannya, tetapi juga keterbatasannya yang tentunya menggambarkan karakteristik media video kaset/disc secara menyeluruh.

Keunggulan:
- Mampu menyampaikan materi belajar dalam bentuk audio, visual, dan gerak. Kemampuan ini pada dasarnya sama persis dengan media televisi.
- Pemanfaatan video kaset/disc tidak bergantung pada jadwal tertentu.
- Materi yang disajikan dalam program video dapat diintegrasikan dengan bahan ajar dalam bentuk lain, media cetak misalnya.
- Kendali terdapat pada peserta didik. Peserta didik dapat memulai, mengulang, dan menyelesaikan programnya sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Durasi program video kaset/disc fleksibel. Panjang pendeknya program tidak ditentukan oleh durasi tertentu seperti halnya program yang ditayangkan melalui media televisi, melainkan dengan materi dan tujuan program.

Keterbatasan :
- Diperlukan alat pemutar kaset video/video disc, video cassette/disc player yang harganya tidak murah.
- Biaya pengganti kaset video relatif lebih mahal dibandingkan dengan kaset audio dan video disc lebih mahal dari kaset video. Untuk mata ajaran/mata kuliah yang hanya diikuti peserta didik dengan jumlah terbatas, kompensasi pengganti biaya kaset video ataupun video disc menjadi lebih mahal.

Keunggulan yang melekat pada media kaset video/video disc ini memberikan banyak keleluasaan dalam merancang proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ. Sejauh mana media kaset video/video disc ini dapat berperan dalam pembelajaran jarak jauh, merupakan hal menarik untuk dibahas.
Pemanfaatan Media Kaset Video dalam SPJJ

Penggunaan kaset/disc video dalam SPJJ sangat membantu peserta didik yang tidak sempat menyaksikan tayangan program melalui media televisi. Selain itu, memberi kesempatan kepada peserta didik yang ingin mempelajari materi-materi dalam program secara lebih mendalam dengan kecepatan belajar mereka masing-masing. Sementara cara penggunaan kaset video yang kedua adalah merancang secara khusus bahan ajar yang akan disampaikan dalam video kaset/videodisc. Cara kedua ini umumnya dapat lebih mengenai sasaran atau tujuan pembelajaran, karena perancang program tidak perlu terikat pada durasi program yang biasanya disyaratkan bila ditayangkan melalui media televisi serta dapat memberikan instruksi atau arahan dalam mempelajari bahan ajar. Denagan memprhatikan karakteristik media kaset video serta karakteristik SPJJ, media ini mampu berperan banyak dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan SPJJ. Secara spesifik, peranan media kaset/disc video dalam proses pengajaran dan pembelajaran si SPJJ dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Materi yang disampaikan melalui media cetak yang memiliki keterbatasan dalam menyajikan visualisasi dan gerak akan terbantu dengan kehadiran kaset video/videodisc. Materi yang tidak dapat dituangkan dalam media cetak karena memerlukan banyak visualisasi atau bahkan gerkan dapat disampaikan melalui kaset video/videodisc.
- Karakteristik lain dari media kaset video yang sangat menunjang proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ adalah kendali menggunakan media ini sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Peserta didik dapat menghidupkan, mematikan, mengulang, istirahat sejenak sesuai dengan keinginan/kemampuan mereka atau sesuai dengan rancangan program. Peserta didik dapat memilih sekehendak hati mereka bagian mana yang akan mereka pelajari lebih seksama atau bagian mana yang dapat mereka acuhkan. Selain itu, peserta didik dapat mengikuti arahan yang diberikan oleh program video untuk melakukan suatu kegiatan. Kehadiran media kaset video sebagai bagian yang terintegrasi dengan media cetak, dapat dimunculkan untuk memberikan penjelasan yang bersifat gerak dan visual. Kemampuan media kaset video untuk digunakan secara terkait atau terintegrasi dengan bahan ajar lain sangat membantu pemahaman peserta didik dalam mempelajari suatu materi. Kemampuan kaset video dalam menghadirkan interaksi jauh lebih baik dari pada media televisi, walaupun dalam tingkat rendah. Kemampuan berinteraksi ini sangat berperan dalam peningkatan kualitas proses belajar peserta didik.
- Proses pengajaran dan pembelajaran lain yang dapat didukung oleh kehadiran media kaset video dalam SPJJ adalah adanya kesempatan untuk menyaksikan program video secara berkelompok. Program kaset video dapat didesain dalam beberapa cuplikan/fragmen pendek untuk menjadi bahan diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang membahas materi yang disampaikan dalam program video akan bermanfaat bagi peserta didik untuk dapat merefleksikan pengalaman ataupun opini mereka terhadap materi terkait.


3) Komputer

Jenis media lain yang dikategorikan sebagai media personal adalah media berbasis komputer. Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Dewasa ini komputer tidak lagi merupakan konsumsi bagi mereka yang bergerak dalam dunia bisnis dan usaha, tetapi telah dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan.

Karakteristik

Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa, terutama oleh institusi yang menerapkan SPJJ. Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain:
•Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,
•Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,
•Mampu menampilkan unsur audio visual,
•Dapat memberikan umpan balik,
•Menciptakan proses belajar berkesinambungan.

Karakteristik media berbasis komputer ini sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagi media pembelajaran dalam SPJJ. Potensi yang sulit diperoleh melalui media lain dapat terakomodasi .

Bentuk penyajian

Keunggulan media berbasis komputer dari segi kemampuan menghadirkan interaktivitas telah dieksploitasi dalam berbagai bentuk penyajian. Enam bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan dalam merancang materi pembelajaran, yaitu:
1. praktek dan latihan (drill and practice)
2. tutorial
3. permainan (game)
4. simulasi (simulation)
5. penemuan (discovery)
6. pemecahan masalah (problem solving)

Keenam bentuk penyajian materi melalui media komputer masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan. Program yang berbentuk drill and practice umumnya digunakan untuk menyajikan materi pembelajaran yang bersifat konsep, prionsip atau prosedur. Bentuk penyajian ini ditujukan untuk melatih kecakapan dan ketrampilan. Interaksi yang digunakan pada bentuk penyajian ini dilakukan dengan cara pemberian soal atau kasus yang memerlukan respoons dari peserta didik sekaligus disertai umpan baliknya.
Bentuk lain dari penyajian media berbantuan komputer ini adalah tutorial. Program ini menyajikan informasi atau pengetahuan tertentu yang diikuti dengan latihan pemecahan soal dan kasus. Bentuk interaksi yang terlihat menonjol dalam penyajian ini adalah penyajian informasi dalambentuk bercabang (branchea), yang memberika kebebasan bagi peserta didik untuk mempelajari materi ajar.
Penyajian dalam bentuk permainan (games) umumnya ditujukan untuk memotivasi peserta didik dalam mempelajari materi atau informasi yang disampaikan.
Simulasi sebagai salah satu bentuk penyajian media berbantuan komputer, merupakan sebuah upaya untuk melibatkan peserta didik dalam persoalan yang mirip dengan situasi yang sebenarnya tanpa resiko yang nyata. Melalui program simulasi, peserta diajak untuk membuat keputusan yang tepat dari beberapa alternatif solusi yang ada. Setiap keputusan yang diambil akan memberikan dampak tertentu.
Dalam program berbentuk penemuan (discovery), penyajian materi difokuskan pada pemecahan masalah dengan cara trial and error. Melalui bentuk penyajian ini, peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang dihadirkan. Dengan strategi ini, peserta didik diharapkan dapat memahami proses yang dilalui untuk memecahkan masalah dan mampu mengingatnya lebih lama.
Bentuk lain penyajian komputer interaktif adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pada prinsipnya bentuk penyajian ini menitikberatkan pafa melatih peserta didik untuk memecahkan permasalahan, yang jawabnya telah disediakan dalam program.
Variasi interaksi yang dapat dihadirkan melalui media komputer tersebut memperkaya cara penyamnpaian materi pembelajaran dalam SPJJ.

Video Interaktif (Interactive Video)

Salah satu bentuk pemanfaatan media berbantuan komputer yang juga mampu menghadirkan proses belajar yang bersifat interaktif dalam SPJJ adalah video interaktif. Video interaktif ini merupakan bentuk penyajian materi pembelajaran yang dikemas dalam rekaman video tetapi disajikan dalam kendali komputer. Media komputer memegang peranan penting utntuk menghadirkan kemampuan inteligen dan interaktivitas, sementara video menghadirkan materi pembelajaran dalam bentuk suara dan gambar. Perpaduan antara dua karakteristik media tersebut menjadikan media ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh masing-masing media jika harus berdiri sendiri.
Keunggulan lain dari video interaktif adalah melekatnya karakteristik individualisasi. Karakter ini memungkinakan peserta didik/pengguna untuk memanfaatkan program sesuai dengan kemampuan dan keinginannya. Selain itu, video interaktif mampu menghadirkan bentuk simulasi.
Walaupun memiliki banyak kelebihan, video interaktif memiliki keterbatasan yang menghambat pengembangan dan pemanfaatannya dalam prod\ses pembelajaran, yaitu biaya. Biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan media ini relatif tinggi, sehingga tidak banyak institusi pendidikan jarak jauh mampu menawarkan materi ajarnya dalam bentuk video interaktif.

Pemanfaatan Media berbantuan Komputer dalam SPJJ

Pemanfaatan media berbantuan komputer pada institusi yang menerapkan SPJJ masih terasa terbatas. Pada negara-negara maju kepemilikan perangkat komputer tidak merata. Misalnya di UKOU-Inggris, pada tahun 1988 tercatat bahwa hanya 35% mahasiswa memiliki perangkat komputer atau memiliki akses terhadap komputer, 38% menyewa, dan 27% sengaja membeli perangkat komputer untuk keperluan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media berbantuan komputer masih menghadapi kendala, terutama dalam hal ketersedian perangkat.


Media Telekomunikasi
Kemajuan yang sangat cepat dalam bidang telekomunikasi mempunyai dampak yang cukup berarti dalam penyelenggaraan SPJJ. Komunikasi elektronik jarak jauh dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu: dalam bentuk teks, audio, dan video. Berdasarkan cara komunikasi ini, media telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan dalam SPJJ ini dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:
Audio Conferencing
Video conferencing
Internet
Computer conferencing


1) Audio Teleconference/Telekonferensi Audio
Bentuk lain dari media telekomunikasi yang dapat diterapkan dalam SPJJ adalah telekonferensi audio. Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit. Telekonferensi ini terjadi untuk menjembatani pertemuan antarindividu atau kelompok yang berada pada lokasi yang berbeda, pada saat yang bersamaan. Dalam SPJJ, kegiatan ini terjadi.

Keunggulan:
Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai beirkut:
Pesawat telepon sudah memastarakat, sehingga telekonferensi audio sangat potensial digunakan.
Relatif murah, efektif, dan mudah untuk digunakan.
Jangkauan luas, sehingga memungkinkan partisipasi mahasiswa dari berbagai lokasi.
Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain.

Keterbatasan:
Sedangkan keterbatasan telekonferensi audio adalah sebagai berikut:
Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai.
Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap lokasi.
Terbatasnya pengalaman menggunakan media ini, membuat peserta enggan mengikuti kegiatan konferensi audio.

Peralatan yang diperlukan:
Dalam pendidikan jarak jauh, telekonferensi audio untuk mempertemukan peserta didik baik dalam bentuk kelas maupun kelompok yang lebih kecil dengan kelompok lain atau narasumber. peralatan yang diperlukan untuk telekonferensi audio ini adalah sebagai berikut:
Untuk telekonferensi yang memhubungkan satu narasumber dan satu kelompok, maka peralatan yang dibutuhkan adalah pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan tambahan peralatan berupa speaker telepon.
Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.
Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut, menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.

Pemanfaatan Telekonferensi Audio
Pemanfaatan telekonferensi audio dalam SPJJ dilakukan dengan berbagai macam sistem. Pemanfaatan telekonferensi audio dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain adalah sebagai berikut:
User-inisiated conference calls; konferensi terselenggara karena peserta berinisiatif menelepon. Untuk melakukan pemanfaatan telekonferensi dengan cara ini, pastikan bahwa semua peserta didik memiliki daftar nomor telepon orang atau tutor yang dapat mereka hubungi. Kemudian dorong setiap peserta didik untuk tidak sungkan-sungkan berkomunikasi melalui telepon sesuai denagn kebutuhannya
Operator-initiated; peserta konferensi dihubungi oleh operator. Dengan cara ini operator menghubungi peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok untuk melakukan telekonferensi.
Dial-in or meet-me teleconferencing; konferensi audio yang diselenggarakan dengan sistem yang mempersilahkan para peserta untuk mengontak atau menelepon penyelenggara konferensi.
Dalam berbagai kasus penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, peserta didik lebih suka memanfaatkan model pertama.
2) Konferensi Video (Video Conferencing)
Pada dasarnya prinsip penggunaan video konferensi pada SPJJ tidak jauh berbeda dengan audio konferensi. Kelebihan yang dimiliki oleh konferensi video ini adalah para peserta dapat melihat satu dengan yang lain pada TV monitor. Artinya melalui konferensi video, peserta didik tidak hanya bisa mendengar tapi juga melihat (kombinasi antara suara dan gambar).

Keunggulan:
Memiliki nilai biaya efisien. Segala bentuk program yang disiarkan secara broadcast yang mampu mencapai sasaran pada lokasi yang berpencar, pada umumnya memiliki nilai biaya efisien.
Memiliki kemampuan penyajian materi atau informasi yang bersifat audiovisual.
Memiliki kemampuan komunikasi dua arah, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan jarak, ruang, dan waktu.

Keterbatasan:
Biaya pengadaan fasilitas, peralatan konferensi video, dan juga biaya penyelenggaraan komunikasi dua arah melalui telepon yang cukup mahal.
Pemanfaatan konferensi video menuntut persiapan yang lebih baik dan matang bagi tenaga pengajar/tutor, terutama dalam menyiapkan materi yang bersifat visual.
Durasi penyelenggaraan konferensi video terbatas. Berdasarkan pada sejumlah pendapat dari para pengguna, penyelenggaraan konferensi video sebaiknya tidak mencapai satu jam. Penggunaan konferensi video dengan durasi mencapai satu jam atau lebih menimbulkan kelelahan dan juga kehilangan daya kosentrasi. Dengan demikian apabila konferensi video harus dilakukan selama lebih dari satu jam, maka perlu diberikan waktu istirahat untuk memulihkan daya konsentrasi para peserta.

Peralatan yang diperlukan:
Beberapa perlatan yang diperlukan baik di lokasi pengirim maupun lokasi penerima antara lain adalah sebagai beirkut:
kamera,
mikropon,
monitor
Video Cassette Rercorder (VCR)
peralatan transmisi (seperti serat optik, kabel, microwave, satelit atau kombinasi dari kesemuanya; dan
peralatan komunikasi dua arah (talkback devices) berupa saluran telepon.

Pemanfaatan Konferensi Video Dalam SPJJ
Pemanfaatan konferensi video memerlukan persiapan yang matang baik di lokasi pengirim mapun penerima. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai beirkut:
1. Pastikan bahwa semua peralatan seperti tersebut di atas telah lengkap dan diinstal dengan baik, baik di lokasi pengirim maupun penerima.
2. Pastikan bahwa konverensi video telah terjadwal dengan baik (misal jadwal per bulan, triwulan atau semester berikut mata ajar dan narasumbernya).
3. Pastikan peristiwa/proses konferensi video telah direkam dengan baik. Sehingga, bagi peserta didik yang tidak sempat mengikuti konverensi video dapat mempelajarinya dengan cara menonton rekaman melalui video cassette.

3) Konferensi via Komputer (Computer Conferencing)
Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beraturs ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber pembelajaran.

Keunggulan
Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut:
Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.
Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara.
Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi (min. 156 KBPS)
Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.
Interaktifitas sangat tinggi

Keterbatasan:
Konferensi melalui internet memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut:
Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy);
Pulsa internet relatif masih mahal;
Peralatan yang diperlukan:
Unit komputer yang terhubung ke internet
Line telepon
Modem
Peralatan Local Area Network (seperti HUB, LAN Port, dll)
Computer Speaker
Camera

Pemanfaatan Internet dalam PJJ:
Pemanfaatan internet dalam PJJ dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai beirkut:
Chatting (dialog elektronik); tutor dan satu atau lebih peserta didik dapat secara bersamaan berdialog menggunakan teks atau suara melalui internet. melalaui chatting, proses telekomunikasi berlangsung secara bersamaan (sinchronous) dan umpan balik tidak tertunda. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berdialog secara elektronik (chatting)
3. Tutor dan peserta didik memanfaatkan salah satu operator internet yang menyediakan fasilitas chatting (misal http:www.yahoo.com).
4. Tutor dan peserta didik menentukan jadwal kapan chatting melalui operator internet tersebut dapat dilakukan.
5. Selanjutnya Tutor dan peserta didik dapat berdiskusi berkaitan dengan topik yang telah disepakati mereka secara bersama.
Electronik Mail (e-Mail); tutor dan peserta didik dapat saling berikirim surat secara elektronik melalui e-mail. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berkoresponden secara elektronik adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden secara elektronik (e-mail)
3. Peserta didik bertanya kepada tutor dengan cara mengirim e-mail ke alamat tutornya untuk mendapatkan umpan balik.
4. Atau tutor memberikan tugas/pertanyaan dengan cara mengilim e-mail ke alamat peserta didiknya untuk dijawab/dikerjakan.
5. Atau peserta didik dan peserta didik lain saling bertukar informasi, ide dan lain-lain dengan cara saling berkirim e-mail.
Mailing List (Millist); Mailing list adalah perpanjangan penerapan e-mail. melalui mailinglist satu surat elektronik dapat ditujukan kepada beberapa lamat e-mail yang telah terdaftar di mailinglist tersebut sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Baik tutor atau peserta didik memiliki alamat e-mail masing-masing.
2. Tutor atau peserta didik telah mendapat pelatihan cara berkoresponden kelompok (mailing list).
3. Tutor membuat suatu alamat millist dan memasukan semua alamat e-mail peserta didiknya kedalam millist tersebut.
4. Tutor dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua peserta didik yang terdaftar dalam millist tersebut dapat menerima informasi yang sama.
5. Begitu pula sebaliknya, peserta didik dapat mengirim informasi atau melontarkan masalah untuk didiskusikan melalui millist tersebut sehingga secara bersamaan semua anggota millist dapat memperoleh informasi yang sama.